Hedging berarti mengurangi atau mengendalikan risiko. Hal ini dilakukan dengan membuka posisi di pasar berjangka yang berlawanan dengan yang dibuka di pasar fisik. Dengan demikian, perubahan harga yang merugikan di satu pasar diimbangi oleh perdagangan di pasar lain.
Saat melakukan hedging, seorang trader mencoba untuk mematok harga pada level tertentu. Tujuannya adalah untuk melindungi diri dari perubahan harga yang merugikan. Pasar berjangka dipenuhi dengan sejumlah besar spekulan yang terus-menerus membuka posisi berdasarkan pergerakan harga. Selain itu, pemain arbitrase juga berdagang. Mereka mendapat untung setiap kali mereka menemukan kekurangan harga. Namun, bersama-sama, mereka menyediakan hubungan yang stabil antara pasar spot dan pasar berjangka, yang memungkinkan untuk terlibat dalam lindung nilai. Cara termudah untuk memahami prinsip-prinsip lindung nilai adalah dengan mempertimbangkan contoh kehidupan nyata. Bayangkan sebuah pabrik mobil membeli baja dalam jumlah besar untuk produksinya. Pada saat yang sama, ia menandatangani perjanjian dengan dealer untuk penyediaan mobil dalam waktu tiga bulan. Dengan demikian, kewajiban kontraktual ditetapkan pada saat penandatanganan kontrak. Produsen saat ini menghadapi risiko berupa kenaikan harga baja. Untuk melindungi (mengasuransikan) risiko harga, ia dapat membeli kontrak berjangka dengan jangka waktu tiga bulan. Sekarang terlindung dari fluktuasi harga baja. Jika harga baja naik, harga kontrak berjangka yang dibeli produsen juga akan naik. Dengan demikian, dia akan mendapat untung dari perdagangan berjangka. Namun, pabrikan perlu membeli baja untuk memenuhi kebutuhan produksi, dan dalam situasi ini, ia menghadapi kerugian yang sesuai di pasar fisik. Tapi kerugian ini diimbangi dengan keuntungan di pasar berjangka. Saat membeli baja di pasar fisik, produsen mobil dapat menyeimbangkan posisinya dengan menjual kontrak berjangka terbuka. Jika harga baja turun, harga kontrak berjangka yang dibeli pabrikan juga akan turun. Dengan demikian, perdagangan berjangka akan membawa kerugian. Pabrikan mobil masih membutuhkan baja dari pasar fisik, dalam hal ini pembelian mengarah pada penguatan posisinya (akibat turunnya harga baja). Namun, penurunan harga yang sesuai di pasar berjangka menyamai keuntungan yang diterima di pasar fisik. Pada saat pembelian baja di pasar fisik, pabrikan mobil kembali menyeimbangkan posisinya dengan menjual kontrak berjangka terbuka. Jenis perdagangan ini mengarah pada perlindungan sempurna ketika harga naik atau turun. Selain itu, memberikan manfaat tambahan dalam pengelolaan bahan baku otomotif.