Likuidasi suatu perusahaan adalah proses yang panjang dan kompleks, di mana perlu untuk membuat inventaris lengkap properti dan kewajiban perusahaan. Dokumen utama yang akan menentukan posisi keuangan perusahaan yang sebenarnya adalah neraca likuidasi. Ini disusun secara ketat dalam kerangka norma hukum yang ditetapkan oleh undang-undang.
instruksi
Langkah 1
Membentuk panitia likuidasi dan mengangkat ketuanya. Kirim pemberitahuan yang sesuai ke kantor pajak, yang terletak di tempat pendaftaran perusahaan yang dilikuidasi. Organisasi ditugaskan audit pajak dan audit dana di luar anggaran. Setelah itu, perlu dilanjutkan dengan penyusunan neraca likuidasi, yang disusun menurut formulir No. 1.
Langkah 2
Melakukan inventarisasi akuntansi aset dan kewajiban bisnis. Buat laporan inventaris, yang ditandatangani oleh kepala akuntan perusahaan dan merupakan dokumen utama untuk menyusun neraca likuidasi. Dalam hal ini, perlu untuk menentukan dan mendokumentasikan properti dan kewajiban yang ada, serta menilai nilai dan kondisinya.
Langkah 3
Memperhitungkan tagihan kreditur dalam jumlah yang diakui oleh komisi likuidasi berdasarkan dokumen pendukung. Dokumen tersebut dapat berupa: perjanjian, keputusan pengadilan, surat berharga, perintah pembayaran, wesel, dll.
Langkah 4
Catat jumlah ini dalam akun neraca likuidasi yang sesuai. Jika putusan pengadilan harus memenuhi persyaratan kreditur, maka jumlah yang ditentukan oleh pengadilan ditunjukkan dalam pelaporan.
Langkah 5
Menganalisis nilai properti yang ditunjukkan dalam neraca likuidasi. Tentukan apakah itu cukup untuk memenuhi klaim kreditur. Jika tidak, maka perseroan tersebut dinyatakan pailit dan dilikuidasi menurut tata cara yang ditetapkan undang-undang bagi badan hukum yang pailit.
Langkah 6
Menyerahkan neraca likuidasi kepada pendiri perusahaan atau badan yang mengambil keputusan untuk melikuidasi perusahaan. Menyetujui laporan ini, dan kemudian melanjutkan untuk memenuhi klaim kreditur.